Aartreya.com - Saat ziarah kubur dalam rangka Peringatan 80 Tahun Bapak HM. Taufiq Kiemas pada Sabtu (31/12/2022), Ketua Umum PP Bamusi Hamka Haq menyampaikan, Taufiq Kiemas dan Fatmawati memiliki kesamaan dalam perjalanan sejarah Indonesia.
“Kedua tokoh ini merupakan pendamping pemimpin negara dimasa-masa kritis,” ujar Hamka di TMP Kalibata.
Jika Fatmawati, sebutnya, menjadi pendamping pemimpin Negara, Bung Karno semasa Proklamasi.
“Pak Taufiq adalah pendamping pemimpin negara di masa reformasi,” imbuhnya.
Kedua tokoh ini, sambung Hamka, juga merupakan tokoh yang melahirkan pemimpin bangsa. Ibu Fatma telah melahirkan Ibu Megawati yang menjadi pemimpin bangsa sekaligus negara. Sedangkan Taufiq Kiemas telah melahirkan seorang pemimpin bangsa, yakni Ketua DPR-RI Puan Maharani.
“Spirit perjuangan kedua tokoh ini dalam mendampingi dan melahirkan pemimpin bangsa dan negara, semoga menjadi suri tauladan bagi kita ” ujar Hamka.
Taufiq Kiemas telah tiada. Namun, ia meninggalkan 4 pilar kebangsaan yang digagasnya, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Sejak terpilih secara aklamasi menjadi Ketua MPR Oktober 2009, Taufiq langsung tancap gas mengadakan rapat dengan ketua-ketua Fraksi MPR menyusun program Sosialisasi UUD 1945, termasuk Pancasila.
Sebagaimana diketahui, Taufiq Kiemas adalah ketua MPR RI tahun 2009-2014. Taufiq juga bergelar Datuk Basa Batuah merupakan seorang keturunan Palembang-Minangkabau. Ayahnya adalah seorang guru yang pergi merantau ke Palembang. Sedangkan ibunya, Hamzathoen Roesyda, berasal dari kanagarian Sabu, Batipuah Ateh, Tanah Datar, Sumatera Barat.
Politikus Indonesia yang pernah menduduki posisi sebagai Bapak Negara RI ke-5 ini sempat menjadi anggota DPR RI selama dua periode berturut-turut dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk daerah pemilihan Jawa Barat II, yaitu untuk masa bakti 1999-2004 dan 2004-2005.
Taufiq aktif berorganisasi di bawah bendera PDI Perjuangan didirikan istrinya, Megawati Soekanoputri. Saat ulang tahun ke-70, Taufiq Kiemas meluncurkan biografinya yang berjudul Gelora Kebangsaan Tak Kunjung Padam.
Buku setebal 471 halaman itu berisi perjalanan hidup Taufiq Kiemas sejak kecil, besar di Yogyakarta, dan mulai masuk di kancah politik nasional, hingga menjadi ketua MPR.
Taufiq menghembuskan nafas terakhir pada 8 Juni 2013 setelah dirawat di Singapura akibat penyakit jantung. Taufiq menjalani perawatan di Singapura setelah mendampingi Wakil Presiden Boediono meresmikan Monumen Bung Karno dan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur. Mendiang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. (Eko Octa)