KOTA BOGOR – Sukacita para pedagang yang tergabung Paguyuban PKL Bubulak, di lingkungan Terminal Bubulak, Jalan Raya Cifor Raya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor yang masih bisa berdagang usai dialog dengan pihak Pemkot Bogor di Bubulak Tepi Sawah (BTS), juga turut dirasakan pengamat sosial kota hujan.
Mereka yakni, mantan Ketua DPRD Kota Bogor Untung Maryono, Ketua Seknas Jokowi Dede Wahyuningsih, aktivis Komite Kritis Indonesia (KKI) Gunawan Suryana dan aktivis 98, Eko Octa. Melalui pernyataannya, mereka berkomentar senada, mengucapkan terimakasih atas kebijakan Pemkot Bogor yang sudah menunjukan sikap pro rakyat kecil.
“Terimakasih diucapkan kepada Pemkot Bogor, kepada Pak Dedie A Rachim juga jajarannya, yang sudah menunjukan sikap bijak. Sikap ikut merasakan derita rakyat kecil, terutama saat ini sedang kenaikan BBM. Kebijakan ini sangat tepat, apalagi para pedagang merupakan waraga Kota Bogor,” kata Untung Maryono yang sebelumnya sempat melakukan diskusi dengan para pedagang, Selasa (13/9/2022).
Apresiasi juga disampaikan Ketua Seknas Jokowi Kota Bogor Dede Wahyuningsih.
“Saya ikut merasakan apa yang dialami para Pedagang Bubulak, yang merupakan saudara batin kita. Mereka, selama ini sudah diuji dengan Covid-19 hingga terkini, BBM naik. Tentunya sebagai pedagang kecil, merupakan perjuangan berat untuk menafkahi keluarganya. Dan, dengan kebijakan Pemkot Bogor membolehkan mereka berjualan, saya apresiasi sekali,” tuturnya.
Dia melanjutkan, PKL dengan predikat usaha kecil memang perlu dilakukan pemberdayaan dengan campur tangan Pemkot Bogor.
“Jika belum optimal melakukan pembinaan, setidaknya jangan gusur mereka. Karena, mereka juga saudara kita, yang punya hak sama mencari nafkah. Saya menaruh hormat atas sikap Pemkot Bogor yang membuat kebijakan yang paham derita rakyat,” ucapnya.
Terpisah, saat diminta komentar melalui sambungan telepon, aktivis KKI Gunawan Suryana menyampaikan, keberadaan PKL sejatinya memiliki sisi positif, diantaranya sebagai alternatif lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran.
“Oleh karena itu, PKL harus mendapatkan perhatian serius dengan penanganan khusus. Sebagaimana yang pernah dilakukan Pemkot Surakarta dalam penanganan PKL sebagai salah satu prioritas utama yang dikerjakan. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan memanusiakan manusia. Namun, mengetahui hasil dialog Pedagang Bubulak dengan Wawalkot Bogor serta jajarannya, saya ikut acungkan dua jempol, sebagai sikap terpuji,” ucapnya.
Masih menurut Gunawan, penataan pedagang kecil harus jadi yang utama dan bukan penertiban.
“Filosofi dasar dalam penataan PKL adalah memberikan akses seluas mungkin bagi usaha kecil bukan sebaliknya mematikan. Paradigma PKL sebagai beban perlu diubah menjadi PKL adalah aset. Perubahan paradigma ini membuat penataan PKL adalah bukan dengan meniadakan keberadaan usaha kecil yang merupakan bentuk nyata dari ekonomi kerakyatan tersebut. Sekali lagi, saya terimakasih kepada Wawalkot Dedie A Rachim dan jajarannya yang sudah bijak, mau mendengar derita dan suara hati rakyat kecil,” tukasnya.
Sebagai informasi, dalam pertemuan di BTS pada hari yang sama selain Wawalkot Dedie A Rachim juga dihadiri Kepala Dinas Perumkim Juiarti Estiningsih, Kepala Diskopdagin UMKM Ganjar Gunawan, Kasat Pol PP Agustiansyah, Camat Bogor Barat Abdulrahman hingga Plt Lurah Bubulak Wahyu Mulyaman. Sementara, dari pedagang diwakili Ketua Karang Taruna Bubulak Hendar, Ketua LPM Asikin, Ketua Paguyuban PKL Bubulak Ustadz Ace, perwakilan pedagang Wawan hingga Vendetta. (Nesto)