Bogor - Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) menggelar buka puasa sekaligus silaturahmi bersama di Thekla Café, Kota Bogor, Jawa Barat belum lama ini. Uniknya, kafe milenial tersebut menyediakan menu serba singkong yang sangat menarik.
Ketua Umum DPN MSI Arifin Lambaga memberi apresiasi menu olahan singkong yang diracik Abah Gozali dan Astrid Lizhanda selaku pengelola kafe tersebut. Kehadiran menu singkong dalam berbagai olahan kekinian sangat menarik, sekaligus bagian dari edukasi mengoptimalkan pangan lokal. Selain combro rasa khusus dan risol dari singkong, menu spesial lainnya adalah klaperkong. Klaperkong adalah singkatan dari klapertart dari singkong, yakni makanan (kue) khas Manado (Sulawesi Utara) yang diadopsi dari Belanda tapi dimodifikasi dengan singkong segar.
“Rasanya benar-benar enak dan ini bukti bahwa singkong punya banyak nilai tambah. Kehadiran menu singkong di Thekla Café ini perlu didukung agar menu singkong semakin banyak dinikmati masyarakat,” kata Arifin saat buka puasa tersebut.
Selain Arifin, hadir juga Sekjen MSI Heri Soba, kemudian para dewan penasehat dan dewan pakar seperi Iskandar Andi Nuhung, Suharyo Husen, dan Iswandi Anas. Kemudian dari MSI Bogor Raya seperti Gozali, Tati Maryati, dan beberapa pengurus lainnya.
Dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/4/2022), Thekla Café akan konsisten menyediakan menu serba singkong yang akan berkolaborasi dengan MSI Bogor Raya dan para petani produsen. Hal itu menjadi salah satu bagian dari tujuan kehadiran Thekla Café yang selama ini akrab dengan kaum milenal dan generasi kritis.
“Menu singkong yang kami sediakan saat ini belum banyak, tapi ini menjadi langkah awal agar Thekla Café menjadi sentra. Singkong dan kopi dari Thekla Café itu sangat cocok, apalagi racikannya juga sangat khusus,” ujar Astrid Lizhanda.
Shane Hasibuan yang ikut merintis Thekla Café juga berharap kolaborasi dengan MSI Bogor Raya menjadi lebih berkembang sehingga generasi muda semakin paham bahwa singkong itu potensi yang sangat bagus. “Kami berharap olahan singkong ini semakin banyak diminati kaum milenial pengunjung setia kami. Itu berarti kita semua sudah membantu petani karena produknya diserap dan kami konsisten membeli dengan harga yang layak,” ujar Alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini. [PR/AA]